TIM DOSEN UNIVERSITAS PGRI KALIMANTAN ADAKAN PELATIHAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL LINGKUNGAN TINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KABUPATEN TANAH LAUT

Pelaihari, 2 Agustus 2025 – Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris yang kontekstual dan bermakna, tim dosen dari Universitas PGRI Kalimantan melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berupa pelatihan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis kearifan lokal lingkungan bagi guru Bahasa Inggris se-Kabupaten Tanah Laut.

Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 10 sesi terhitung 19 Juli 2025 sampai dengan 2 Agustus 2025, bertempat di Aula SMAN 1 Pelaihari. 100 orang guru Bahasa Inggris dari berbagai sekolah di kabupaten Tanah Laut terlibat dalam kegiatan ini. Tidak hanya guru yang berasal dari sekolah di lingkungan kecamatan kota Pelaihari namun dari sekolah asal kecamatan dan desa lain seperti Jorong, Bati-Bati, Batu Ampar, Tambang Ulang, Bumi Makmur, bahkan dari Bajuin, Panyipatan, dan Kintap berpartisipasi aktif dalam pelatihan ini. Kegiatan ini merupakan hibah kompetitif dari  Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KEMDIKTISAINTEK) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Tahun Anggaran 2025.

Tim dosen pelaksana terdiri dari Yasyir Fahmi Mubaraq, M.Pd. selaku ketua tim, serta anggota tim Tri Winindyasari Palupi, M.Pd. dan Hendera, M.Pd.. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa sebagai anggota tim yakni Nor Aina dari Program Studi Pendidikan Biologi , Nurul dan Maria Ulfa dari Pendidikan Bahasa Inggris.

Yasyir Fahmi Mubaraq, selaku ketua pelaksana menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang sebagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di Tanah Laut. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk memperkuat kompetensi guru dalam menyusun bahan ajar berbasis kearifan lokal lingkungan, tetapi juga untuk mendorong integrasi nilai-nilai budaya, toleransi, dan kepedulian terhadap kelestarian alam ke dalam proses belajar-mengajar. Melalui forum pelatihan ini, para guru diberikan ruang kolaboratif untuk saling berbagi praktik terbaik dalam pembelajaran kontekstual yang relevan dengan realitas sosial dan lingkungan peserta didik. Lebih dari itu, Yasyir menekankan pentingnya menjadikan Bahasa Inggris sebagai sarana pembentukan karakter siswa, bukan sekadar keterampilan linguistik. Ia juga menyoroti peran pendidikan dalam mitigasi bencana, di mana pendekatan pembelajaran yang berbasis alam dan lingkungan diyakini mampu menumbuhkan kesadaran ekologis sejak dini.Pelatihan ini menghadirkan berbagai materi inovatif, mulai dari  urgensi integrasi kelokalan dalam pengajaran,  materi tentang aspek lingkungan  sebagai upaya mitigasi bencana, materi tentang metode integrasi lingkungan dalam pengajaran Bahasa inggris,  Diskusi kelompok tentang aspek lingkungan  yang ada di Kabupaten Tanah Laut, Praktik Analisa praktik baik yang tersedia contoh integrasi kelokalan dalam   pengajaran, Penyusunan bahan ajar berbasis lingkungan, Media pembelajaran berbasis lingkungan lokal yang kontekstual, studi kasus penggunaan kearifan lokal dalam pengajaran bahasa, hingga praktik langsung merancang aktivitas pembelajaran berbasis isu lingkungan dan pada sesi terakhir para guru melakukan praktik mengajar Bahasa Inggris berbasis kearifan lokal lingkungan.

Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Selatan juga menyambut baik kegiatan ini dengan memberikan pengakuan berupa sertifikat 51 JP bagi peserta yang mengikuti kegiatan ini. Ketua Tim Kerja kemitraan BPMP Kalsel, Nurul Amini menyampaikan bahwa kegiatan yang diadakan tim dosen Universitas PGRI Kalimantan ini juga  mendukung Kebijakan pemerintah terkait belajar 1 jam per minggu bagi guru untuk pengembangan diri yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada tahun 2025.

Ketua MGMP Bahasa Inggris SMA/MA se-Kabupaten Tanah Laut, Fahri Ramadani, S.Pd. menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan ini “Pelatihan ini memberikan warna baru dalam pengembangan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas. Pendekatan berbasis kearifan lokal dan lingkungan sangat relevan dengan kebutuhan zaman dan membangun kesadaran budaya serta lingkungan peserta didik.”

Salah satu peserta pelatihan, Maulidia Fauzia, S.Pd., guru Bahasa Inggris dari Pelaihari juga membagikan pengalamannya:
“Saya sangat terbantu dengan pelatihan ini. Tidak hanya mendapat inspirasi untuk membuat bahan ajar yang kontekstual, tapi juga mendapatkan ruang berdiskusi dengan sesama guru. Kegiatan ini membuka wawasan kami bahwa pembelajaran Bahasa Inggris bisa dikaitkan dengan nilai-nilai lokal dan lingkungan sekitar.”

Melalui kegiatan PKM ini, Universitas PGRI Kalimantan berharap dapat terus mendukung peningkatan kapasitas guru dan membangun pendidikan yang berpihak pada kearifan lokal serta keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi antara kampus dan masyarakat diharapkan dapat menciptakan transformasi nyata dalam dunia pendidikan dan bukti nyata Universitas yang berdampak.

Bagikan:

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar